Saturday, May 18, 2013

Book Review: The Murder of Roger Ackyord (Pembunuhan Atas Roger Ackroyd) by Agatha Christie

Judul: The Murder of Roger Ackyord (Pembunuhan Atas Roger Ackyord)
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2013
Halaman: 369
Harga: Rp 48.000 (menang giveaway dari Ngidam Buku)
Rating: 



Sinopsis:
Mrs. Ferrars meracuni suaminya... Tetapi tidak seorang pun mencurigainya, kecuali pemerasnya... sampai ia bunuh diri, dan meninggalkan sepucuk surat untuk laki-laki yang dicintainya. Roger Ackroyd tidak pernah membaca surat itu sampai selesai... Karena si pemeras telah beralih melakukan kejahatan lain, pembunuhan. Dan tidak satu orang pun mencurigainya... tidak seorang pun, kecuali Hercule Poirot.
Review:
Novel Agatha Christie sudah menjadi makanan saya sehari-hari sejak saya duduk di bangku SMP. Sebelumnya, saya lebih suka dengan kisah Sherlock Holmes milik Arthur Conan Doyle, namun sayang cerita Sherlock terhenti dan kasus-kasusnya tidak sebanyak Poirot. Di dalam novel Agatha Christie, Hercule Poirot juga memiliki seorang asisten bernama Hestings. Peran Hestings di sini sama seperti Watson, partner in crime sang detektif dan juga penulis.

Di kasus Pembunuhan Atas Roger Ackroyd, Poirot dikisahkan sedang pensiun dan pindah ke sebuah kota kecil dimana penduduknya sangat gemar bergunjing. Identitasnya tidak diketahui sampai pembunuhan naas itu terjadi. Ada seorang dokter yang merupakan tetangga baru Poirot, bernama James Sheppard. Dokter ini menjadi asisten Poirot sejak detektif ini dilibatkan. Awalnya sama sekali tidak dijelaskan bahwa dr. Sheppard mencatat detail-detail kasus ini, baru di akhir kisah ditunjukkan karena Poirot menanyakannya. Lagi-lagi tebakan saya salah. Dengan suatu alat yang menurut saya merupakan kunci dari kasus ini, saya mengira pembunuhnya adalah orang rumah. Yah, tapi otak saya tidak secerdas Poirot kan.

Kekurangan dari buku ini sangat disayangkan. Dari awal sampai akhir begitu banyak kesalahan pengetikan, penulisan, dan kadang terjemahan. Ada banyak kata yang miss spelled. Ada kalimat tidak langsung yang diberi tanda kutip. Ada kalimat yang rasanya hanya di-google translate. Saya kira cetakan kedelapan seharusnya hampir tidak ada kesalahan. Eh, berarti yang ini hanya cover saja dong yang dibenerin? Saya sih belum pernah baca judul yang sama dengan edisi yang berbeda. Semoga GPU lebih teliti lagi ya. Padahal kan harga bukunya makin mahal, tidak seharusnya masih ada kesalahan seperti ini.

Tentang Penulis:
Dame Agatha Mary Clarissa Christie lahir tanggal 15 September 1890 di Torquay, England. Dia adalah penulis buku, cerita pendek, dan drama tentang kejahatan. Dia juga menulis enam kisah romantis dengan nama pena Mary Westmacott, namun dia lebih dikenal dengan 66 novel detektifnya dan lebih dari 15 cerita pendek dengan karakter Hercule Poirot, Miss Jane Marple, dan Tommy and Tuppence. Menurut Guinness Book of World Records, Christie adalah penulis paling laris sepanjang waktu. Novel-novelnya telah terjual sebanyak lebih dari 4 milyar copy. Menurut Index Translotionum, Christie adalah penulis yang karyanya paling banyak diterjemahkan ke 103 bahasa. And Then There Were None adalah karya Christie yang paling laris dengan 100 milyar penjualan.

4 komentar:

  1. Kayaknya iya. Rata2 hanya cover aja dibenerin...hehehe...

    ReplyDelete
  2. wah, sayang banget kalau kesalahannya sampai sefatal itu.
    duh GPU, bertobatlah....

    ReplyDelete
  3. Aku fans beratnya Agatha Christie dan sudah membaca (dan mengoleksi) semua buku Agatha Christie yang sudah diterjemahkan oleh GPU. Memang terdapat banyak kekurangan dalam buku terjemahan, terutama biasanya typo, tapi secara keseluruhan tetap berhasil membuat "terbius" dengan jalan ceritanya.
    Favorite ku Empat Besar, Murder at Orient Express and Tirai ( Kasus terakhir Hercule Poirot).

    ReplyDelete
  4. saya juga dulu suka baca agatha christie, karena memang suka buku-buku detektif. tapi terhenti karena mulai kenal dengan majalah-majalah wanita dan novel-novel romance. :)

    ReplyDelete