Saturday, June 28, 2014

Blog Tour: Ask Author People Like Us



Masih dalam rangkaian blog tour People Like Us karya Yosephine Monica, kali ini aku mendapat kesempatan bertanya langsung kepada penulis. Karena kebiasaan wawancara penulis by phone, aku merasa agak sulit menyingkat pertanyaan biar nggak terlalu panjang. I was hoping the answers would be long too, but... Yah, namanya juga one way communication, nggak bisa menggali lebih dalem lagi dari jawabannya. Let's check it out!

Apa sih alasan memilih setting yang serba western? Padahal biasanya penerbit kan nggak suka kalau penulis sok-sokan pakai setting dan nama ala barat, apalagi kalau tidak seberapa ngaruh ke cerita. Menurut Yosephine, apa pemilihan setting dan nama serba western ini berpengaruh secara signifikan pada cerita?

Saya memilih setting serba western karena bagi saya lebih simpel dan fleksibel. Saya juga sempat berpikir untuk membuat setting-nya di Indonesia, seperti Jakarta atau Bandung. Tapi saya tidak terbiasa dengan percakapan orang Jakarta, jadi saya sedikit bingung untuk menulis percakapannya. Sementara itu, jika saya membuat setting-nya di tempat saya tinggal (Medan), saya pikir tidak semua akan mengerti bahasa sehari-hari yang digunakan dalam percakapan.

Kalau setting luar negeri, dialognya tinggal memakai bahasa baku saja. Sementara itu, saya memang lebih nyaman menulis dengan penggunaan bahasa baku (di narasi maupun dialog). Jadi, agar pembaca tidak bertanya-tanya kenapa dialognya memakai bahasa baku tapi berlatar di Indonesia, saya memakai latar luar negeri supaya lebih masuk akal dengan dialog yang memakai bahasa baku. 

Sebagai pemenang kompetisi menulis, tentu menentukan ide cerita sangatlah sulit. Ide cerita PLU pun bisa ditemukan di beberapa buku lain, tapi aku sendiri merasa ada 'sesuatu yang beda' in a good way. Ide ceritanya dapat dari mana sih? Apa ada inspirasi sendiri?

Cerita ini memang kebanyakan berasal dari kisah nyata yang saya campur aduk. Saya punya teman yang suka dengan seseorang yang mengidap penyakit yang sama dengan Amy. Teman saya ini yang mendukung saya untuk terus menulis. 

Bahasa yang digunakan Yosephine ini puitis tapi nggak too much. Apa memang suka dengan puisi atau literatur yang klasik dan berat?

Wah, terima kasih komentarnya! Saya malah kurang tertarik dengan literatur berat karena bacanya kadang bikin pusing sendiri hehehe. Tapi mungkin karena gaya menulis saya seperti novel terjemahan, kesannya cerita ini jadi agak berat. Dulunya saya ingin jadi komikus karena kebanyakan baca manga. Tapi karena saya nggak punya bakat menggambar, saya coba cari cara lain untuk menyalurkan ide cerita tanpa menggambar, yaitu dengan menulis.

Apa ada buku fiksi yang paling bermakna untuk Yosephine? Mungkin sampai dibaca berulang-ulang?

Buku fiksi yang paling bermakna bagi saya itu The Five People You Meet in Heaven (Mitch Albom), karena ceritanya membuat kita berpikir tentang kehidupan setiap orang di dunia sebenarnya saling berhubungan. 

Kalau boleh tau, berapa lama sih pembuatan PLU ini? Mulai dari proses penulisan sebelum dikirim sebagai peserta kompetisi. Kemudia proses editingnya setelah dinobatkan sebagai pemenang. 

Ide ceritanya saya dapat sejak awal tahun lalu, tapi baru berani dikembangkan setelah tahu ada perlombaan yang diselenggarakan Penerbit Haru. Setelah menang, cerita ini diedit lagi sampai bulan April lalu. Jadi total waktunya setahun lebih.

Kalau misalnya Yosephine seberuntung John Green, apakah sudah ada bayangan siapa artis-artis yang akan memerankan karakter-karakter dalam PLU? 

Wah ketahuan deh saya ngefans sama siapa hehehe. Mungkin di bayangan saya Amy dan Ben itu mirip seperti Hannah Murray dan Nicholas Hoult. Ya, begitulah hehehe.


Aaaaaah... ternyata Yosephine memilih Hannah Murray sebagai Amelia Collins dan Nicholas Hoult sebagai Benjamin Miller :) Baca versiku di sini dan kamu masih punya waktu buat ikutan giveawaynya! Anyway, Hannah Murray ini memang kurang cantik. Tapi menurutku cocok kok jadi cewek cupu he he he. Aku sering lihat aktingnya di serial tv Game of Thrones. Sedangkan Nicholas Hoult kurang serem, ya nggak? Coba lihat aktingnya di The Warm Bodies deh. Jadi zombies aja dia nggak terlalu serem. Kamu bisa sharing artis yang menurutmu cocok memerankan kedua karakter utama dalam PLU tersebut di sini, biar bisa dapet hadiah juga :)

Best regards,
Ratri Anugrah

Thursday, June 26, 2014

Blog Tour: Girls in the Dark + Giveaway


ANKOKU JOSHI (GIRLS IN THE DARK)
Oleh: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Penerbit Haru; Cetakan Pertama, Mei 2014
Tebal: 279 Halaman; Harga: Rp 41.600 (BukaBuku)

Hey ho! Selamat datang di blog tour lainnya :) Masih disponsori oleh Penerbit Haru, kali ini buku yang dibahas bergenre misteri. Waktu ditawarin, aku langsung bilang YES karena basically aku suka genre ini. Postingan kali ini bukan tentang review, tapi sneak peek. Meski begitu, lemme tell you that I had a great experience waktu baca buku ini. Mungkin awalnya terasa aneh karena gaya berceritanya beda, but in the end you'll love it ;)


Dari segi cover, I'd say it's also different. Bahkan teman di kampus pun ngira ini komik lho! ;) Gambar cewek di sampul represents salah satu girls in the dark itu menjadi tokoh utamanya. Tapi menurutku wajahnya kurang cantik ya. Biasanya kan ilustrasi cewek-cewek Jepang matanya berbentuk telur. Oh ya, gambar sebelah kanan adalah foto halaman pertama. I got the author's signature!! Yayy... Ini nih yang bikin aku seneng banget kerja sama sama Haru. Sering kali dapet surprise berbentuk signed paperback :) Thank you ya, Haru!

Tuesday, June 24, 2014

Blog Tour: People Like Us + Giveaway


Hai! Welcome to my blog :)
Setelah kalian berkeliling beberapa blog yang membahas sisi cerita People Like Us,
kali ini aku akan mengajak kalian untuk membayangkan para tokohnya.

----------------------------------------------------

Karena setting cerita adalah US (western), maka aku akan memiliki artist dari hollywood ya.

Amelia Collins (Main Character)

Mungkin kalian lebih sering mengenalnya sebagain Quinn Fabray, cheerleader paling eksis di serial TV Glee. Di sana dia digambarkan sebagai sosok jutek dan semaunya sendiri. Eits, tapi coba deh lihat peran yang Diana Agron mainkan di film I Am Number Four. Di situ dia beradu akting dengan Alex Pettyfer sebagai sosok gadis lemah lembut dan pintar. Persis dengan karakter Amelia Collins. Mungkin dengan gaya rambut yang sedikit berbeda akan membuat dia terlihat persis seperti Amy.


Monday, June 9, 2014

Cheer Boy Giveaway Winner


Be happy! Meski ini hari senin, tapi aku bakal ngumumin pemenang giveaway dari blogtour kemarin lho :) Yayyy!! Sudah nggak sabar kan buat tahu siapa yang menang? Nah, sebelumnya aku mau ngucapin banyak terima kasih kepada Penerbit Haru yang sudah memilihku sebagai host di blogtour ini. Banyak banget kok pelajaran yang aku dapet dari buku Cheer Boy. Seperti mematahkan stereotype orang-orang terhadap suatu hal. Itu nggak gampang lho, Sob!

So, siapa yang berhak mendapatkan buntelan dari Penerbit Haru?
"Sebelum mematahkan hinaan orang lain, saya harus terlebih dahulu mematahkan diri saya sendiri!"
Bukan mematahkan diri dalam arti yang sebenarnya, namun mematahkan hal-hal negatif yang masih melekat pada diri saya. Jika hal-hal negatif ini tidak saya hilangkan, saya tidak yakin dapat menjadi penyemangat orang lain.
Pertama, Ketakutan. Saya termasuk orang yang sering kuatiran, cemas dan takut akan hal-hal baru. Jika ketakutan ini bisa saya patahkan, maka memberi kekuatan pada orang lain pasti dapat saya lakukan.
Kedua, Kenyamanan. Dalam menjalani hari-hari, saya selalu memilih jalan yang aman. Play save. Saya selalu berada pada zona nyaman saya. Dengan menjadi anggota Breakers, saya ingin mematahkan kebiasaan ini dengan mencoba hal baru yang menegangkan namun menyenangkan bersama anggota lainnya. Saya ingin merasakan bagaimana menikmati hidup dengan cara yang berbeda.
Apabila kedua hal ini dapat saya patahkan, saya yakin, pandangan orang lain terhadap cheerleading akan berubah. Dari yang memandang kami remeh menjadi kagum dan takjub dengan semangat dan kerja keras kami.
Febriyani Syafri

 Pertama, mau mematahkan perasaan aku yang sering goyah/labil. Dalam melakukan apa saja, aku tuh terkenal dengan kelabilannya. Dan aku bisa berubah pikiran dalam waktu singkat. Apalagi kalau ada orang dekat yang mempengaruhi aku.
Nurdiani Soffa

Selamat ya kepada kedua pemenang! Silahkan konfirmasi melalui e-mail ratrianugrah[at]ymail[dot]com dengan mencantumkan nama terang, alamat lengkap, dan nomor telepon. Aku tunggu 1x24 jam ya! Jika melewati batas, aku akan memilih pemenang lainnya.

Monday, June 2, 2014

Blog Tour: Cheer Boy

CheerBoy!! Blog Tour from Penerbit Haru
Cheer Danshi! © 2010, SHUEISHA Inc., Tokyo
28 April 2014 - 2 Juni 2014
*LAST STOP*

-------------------------------------------------------------------------------------------
Judul: CHEERBOY!!
Penulis: Asai Ryo
Penerjemah: Faira Ammadea; Proofreader: Dini Novita Sari
Desain Cover: Bambang 'Bambi' Gunawan
Penerbit: Penerbit Haru; Cetakan I, November 2013
Tebal: 428 Halaman; Harga: Rp 40.600 (OwlBookstore)
ISBN: 978-602-7742-26-0
Rating: 4/5

Sinopsis:
"Cheerleader... Biasanya cewek yang melakukannya, kan?"

Haruki cedera. Cowok itu menggunakan cederanya sebagai alasan untuk berhenti dari Judo karena menyadari batas kemampuannya. Padahal Haruki lahir dalam keluarga pejudo dan kakak perempuannya selalu jadi pemenang dalam setiap kejuaraan Judo. Kazuma, teman sepermainan Haruki tiba-tiba ikut berhenti Judo dan menyarankan hal gila. Mereka akan membentuk tim cheerleading cowok!! Padahal, olahraga itu kan olahraga cewek!

Tapi, saat anggota berhasil mereka kumpulkan, ternyata mereka adalah cowok-cowok dengan masalah masing-masing. Saat masalah itu saling berbenturan, akankah cheerleading bisa membuat mereka tetap bersatu? Akankah cheerleading bisa menyelesaikan semua masalah?