Judul: INTERWORLD
Penulis: Neil Gaiman & Michael Reaves
Penerjemah: Tanti Lesmana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2010; Tebal: 280 Halaman
Harga: Rp 40.000 (BukaBuku)
Joe Harker bertemu dengan berbagai versi dirinya dari beragam semesta dan ruang waktu. Dia adalah seorang pelintas. Pelintas baru yang potensi besarnya diketahui musuh dan menjadi incaran mereka. Keinginan Joe bergabung dengan Interworld pada awalnya merupakan rasa bersalah atas kematian Jay. Andai saja dia tidak ceroboh, tidak mencoba untuk membebaskan Mudluff itu, dia pasti masih di rumah dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Tapi nasi telah menjadi bubur. Joe, bersama kelima temannya, harus menjalani tes lapangan. Mereka tidak menyangka tes yang diberikan begitu mudah. Mereka juga tidak mengira bahwa mereka telah jatuh ke dalam jebakan Lady Indigo.
Satu hal yang aku tahu pasti tentang karya-karya Neil Gaiman adalah: imajinasinya luar biasa! Dengan beragam buku fantasi yang telah kubaca, tidak pernah kutemukan cerita yang menyuguhkan banyak kegilaan seperti ini. Pada awal mula Joe mengetahui bahwa dirinya tidak lagi di Corinth, semuanya berubah kacau. Dia pulang ke rumah dan malah mendapati bahwa ibunya tidak lagi mengenalnya. Bahkan di rumah itu ada anak lain yang berwajah sama dengan Joe, tapi dia perempuan! Joe hanya bisa berlari menjauh. Saat itulah dia bertemu Jay.
Source |
Joe adalah bocah yang bodoh, jelas bodoh mengingat cara Jay mendeskripsikan dunia apa yang mereka datangi. Joe masih sekolah, aku mulai menganggap dia extremely jenius saat dengan mudahnya dia menelan semua informasi berbau ilmiah itu. Aku dibuat bingung di awal-awal kisah ini. Begitu bingung sehingga sangat sering aku letakkan buku ini dan membaca yang lain. Rasanya seperti dipaksa makan ilmu-ilmu fisika yang bahkan tak kuketahui apa manfaatnya. Karena petualangan Joe dan kawan-kawannya sangat seru, aku mengesampingkan kesulitan itu. Semakin ke belakang, semakin mudah pula aku mencerna hal-hal ilmiah baru yang diberikan. You just have to get used to it.
Daya imajinasi yang sangat tinggi tentu merupakan syarat mutlak sebelum membaca Interworld. Bayangkan saja, ada sekitar (mungkin) 101 Joe Harker di Base Town. Pak Tua pun sebenarnya Joe di usia yang berpuluh-puluh tahun lebih tua. Neil dan Michael tidak hanya membicarakan galaksi bima sakti di sini. Tidak lupa pula sebuah kelompok, HEX, yang berusaha untuk menguasai dunia. Bayangkan saja betapa rakusnya kaum HEX ini. Orang-orang jahat yang ingin menguasai bumi saja kewalahan, apalagi ini beribu-ribu galaksi! Makanya orang-orang HEX membutuhkan pelintas-pelintas handal, seperti Joe, untuk menggerakkan armada-armadanya.
Bagi kalian yang suka sci-fi, buku ini wajib dibaca. Lanjutan hasil karya Neil Gaiman dan Michael Reaves ini akan segera diterbitkan oleh GPU. Jika kalian merasa bosan dengan dystopia yang sedang menjamur saat ini, tidak ada salahnya mencari cerita baru. FYI, kisah Interworld ini sudah dibicarakan sejah tahun 1995 lho. Saat itu Neil dan Michael berpikir pasti sangat asyik mengangkat cerita semacam ini ke layar televisi. Sayangnya, beberapa gagasan tidak disetujui. Setelah dipoles sana-sini, mereka berdua memutuskan untuk menulisnya saja di tahun 2007.
0 komentar:
Post a Comment