-kisah horor para pendaki gunung-
Penulis: Indra Maulana, Sulung Hanum, Ageng Wuri,
Acen Trisusanto, Dea Sihotang
Penerbit: Bukune; Cetakan I, September 2013
ISBN: 602-220-113-6; Harga: Rp 30.400 (BukaBuku)
Aku dan teman-teman penasaran akan keberadaan kompleks makam Prabu Siliwangi di puncak Gunung Tampomas. Sesampainya di sana perasaanku jadi tidak enak. Ingin rasanya segera kembali ke tenda. Aku merasa... ada yang mengawasi.
Sesosokanak perempuan terlihat mengintip rombongan dari balik pohon. Siapa itu? Kulitnya hitam, bajunya lusuh, dan... Ah aku dibuatnya gemetaran, tapi kami saling berjanji untuk tetap diam jika menemukan keganjilan.
Perlahan, anak perempuan itu keluar dari persembunyiannya. Sepertinya tidak ada yang sadar bahwa kami tidak lagi bersepuluh melainkan sebelas. Karena dia kini mengikuti kami di barisan paling belakang. Dan... selama berjalan... lehernya yang hampir putus juga ikut bergoyang...
Alam tidak hanya menyuguhkan keindahan, tapi juga menyimpan banyak misteri, yang melahirkan rasa takut. Dan, ini adalah kisah kami, para pecinta alam yang ingin mengalahkan rasa takut. Dalam perjalanan mendaki gunung, menelusuri gua, menapaki hutan, kami bersentuhan dengan "mereka"--penghuni alam lain--yang membuat nyali ciut. Namun, bagi para petualang, ketakutan harus dihadapi, sebab, ke mana pun kami pergi, mereka akan selalu mengikuti....
****************************
Buku ini dibaca duluan sama Mama, eh ternyata beliau suka! Makanya aku makin excited sama buku ini :) Setelah aku baca, hmm, dari segi cerita sebenernya nggak beda jauh sama novel-novel horor lainnya. Penunggu Puncak Ancala ini merupakan kumcer (kumpulan cerita) dari para pendaki gunung. Jadi ya isinya pengalaman-pengalaman horor waktu mendaki sebuah gunung atau travelling ke pedesaan.
Setiap cerita belum tentu ada ilustrasinya. Sekalinya ada, lumayan lah nambah bumbu-bumbu merinding :3 Hal yang unik adalah setiap cerita ditulis di warna kertas yang berbeda. Cerita 1 warna putih, cerita 2 warna hitam, cerita 3 warna putih, dan seterusnya. Sebenernya sedikit mengganggu sih kalau baca malam-malam, karena kertas warna hitam kan sama sekali nggak mengandung cahaya -_- Bisa bikin sakit mata.
Overall, aku paling suka Rangkaian Kejadian Mistis di Kaki Gunung Gede Pangrango karya Ageng Wuri. Disini.....duh...meski agak bikin ketawa, tapi seremnya minta ampuuuun... Serasa perjalanan ke rumah Ari itu nggak ada bahagia-bahagianya, sama sekali! Penasaran? Yuk, baca bukunya :) Recommended banget buat kamu yang suka cerita-cerita horor. Ada sedikit typo sih, sedikit aja ;)
Tentang Penulis:
Pengen lebih kenal dengan kelima penulis novel Penunggu Puncak Ancala? Kalian bisa ngobrol sama mereka melalui akun twitternya; Ageng Wuri, Indra Maulana, Acen Trisusanto, Sulung Hanum, dan Dea Sitohang.
Mau dapetin buku ini GRATIS?
Isi aja rafflecopter dibawah ini :)
*khusus untuk yang berdomisili di Indonesia ya*
a Rafflecopter giveaway
Masih ada 5 buku horor dari BUKUNE yang bisa kamu dapetin gratis lho ;)
Tapi tunggu info berikutnya ya, yang jelas kalian WAJIB ikut dua dari tiga giveaway (After School Horror, Investigasi Misteri, dan Penunggu Puncak Ancala) kalau mau dapetin kelima buku itu.
Nah ini nih review yang aku suka, simple, nggak bertele-tele, dan nggak kerasa buru-buru untuk dipos. Komentar Kak Ratri terhadap bukunya juga pas, jadi sebagai pembaca yang belum punya bukunya bisa ngerasain hal yang sama, apalagi kalau udah dapet bukunya. Heheh...
ReplyDeleteKalau dari pengalaman seram waktu mendaki, ada. Lebih tepatnya sih bukan mendaki, tapi menjelajah alam. Waktu itu, pas acara LDKS di sekolah, tempatnya itu ada di daerah Penelitian Teh dan Karet di Cisarua, walaupun tempatnya nggak angker-angker banget, tapi aku ngerasain bahwa mereka ada, ngikutin dan ngelihatin aku terus, sampai nggak nyangka waktu lagi acara api unggun, ada sesosok bayangan yang matanya itu berdarah-darah, sampe aku nangis dan teriak histeris. Nggak hanya itu, waktu Minggu sore beberapa minggu yang lalu, pas mau pulang dari Curug Sawer, aku denger suara-suara yang manggil aku, tapi nggak tau kenapa cuma aku aja yang denger, karena temen-temen nggak denger suara apa-apa, suaranya menggaung gitu, antara nangis sama teriak. Satu lagi Kak, ini kejadian yang aku alami pas berkunjung ke Gua Jepang di daerah Dago, Bandung, katanya pas masuk kita nggak boleh nyebutin satu kata, 'lada' kalau nggak salah, karena kalau nyebutin, bakal ada suatu hal yang aneh. Aku sih nggak nyebut di mulut, cuma dalam hati. Nah, karena di Gua Jepang ini banyak lorong-lorongnya, aku hampir salah masuk lorong, ngerasa ada yang narik aku dari barisan rombongan. Dan lihat di dinding gua masih ada banyak darah-darah dan rantai menggantung, aku lihat sesosok yang juga lagi gantung diri. Beruntungnya, kejadian itu nggak keterusan, karena temen aku langsung datang dan masuk lagi ke rombongan.
Dari situ, shock banget, masih nggak percaya terhadap apa yang baru aja dilihat
Ya ampun! Pengalamannya serem banget (T_T) Alhamdulillah deh aku belum pernah, dan jangan sampe, ya Allah.
DeleteTernyata review itu enggak harus panjang ya? singkat asal to the point tepat sama apa yang mau disampaikan itu keren juga. Dan ohya, Mamanya keren, suka baca buku juga apalagi buku horor pula hehehe :D
ReplyDeleteSebetulnya aku belum pernah mendaki gunung hiks, sempet berencana tapi belum kesampaian hehehe
Tapi aku punya pengalaman waktu kemah pelantikan PMR disuatu bumi perkemahan gitu, lupa nama tempatnya apa >__<
Sebenernya enggak horor2 banget sih, jadi pas aku mau shalat maghrib kan harus lewatin lapangan yang luas dan gede banget ya, eh, temenku bilang, "Kayak ada anak kecil di sebelah gue."
saya yang notabennya rada parno-an langsung bilang, "Ah apaan sih lo jangan bercanda, gak lucu."
Terus malemnya ada acara api unggun gitu kan, posisi duduk saya dan temen saya itu menghadap ke arah kayak pepohonan gitu yang gelap kan nah lagi-lagi temen saya bilang, "Lo ngeliat sesuatu gak? Masa ada cewe baju putih ngeliatin mulu dari tadi." Seketika langsung saya merinding dan dengan berusaha nutupin itu semua karena emang saya enggak liat juga sih tapi sedikit banyak ngerasain ada hawa-hawa lain, saya bilang "Enggak, lo salah liat kali hehehe" :D
Terus pas malem, lagi asyik2 tidur di tenda bareng temen2 ada suara riuh gitu kayak orang lagi pada ngaji, disitu agak horor sih. Langsung pada kebangun kan nyalain lampu gitu eh disamperin sama kakak pembinanya disutuh tidur lagi katanya. Pas kita tanya ada apa, dia cuma bilang enggak ada apa-apa kok. Besoknya baru tau kalo ada yang kesurupan.
Sebenernya, dimanapun 'mereka' itu ada. Enggak mesti di tempat yang angker sih. karena toh kita hidup memang 'berdampingan' dengan 'mereka' yang mungkin tak kasat mata :))
Selama kita nggak mengusik, mereka ngga bakal berbahaya deh O:) positive thinking aja
DeleteWoaaahhh... Kenapa reviewnya selalu bikin aku penasaraaaaaaannnn? Entah yang ASH, IM dan yang satu ini :3 Walaupun resiko makin takut ke kamar mandi seenggaknya rasa penasaranku berhasil terkuak. eeaaa...
ReplyDeleteSetelah baca review ini,aku penasaran banget mau baca isi cerita dari buku Penunggu Puncak Ancala,review yang dibuat ini simple,kata-katanya ringan dan yang pasti ngebuat yang baca jadi paham sama apa yang mau disampaikan :) hehe,.. Apalagi potongan cerita itu simple tapi keren juga buat merinding dan pastinya buat jadi penasaran ditambah lagi kata-kata penutup "Overall, aku paling suka Rangkaian Kejadian Mistis di Kaki Gunung Gede Pangrango karya Ageng Wuri. Disini.....duh...meski agak bikin ketawa, tapi seremnya minta ampuuuun... Serasa perjalanan ke rumah Ari itu nggak ada bahagia-bahagianya, sama sekali! Penasaran? Yuk, baca bukunya" yang bikin jadi tambah penasaran !!
ReplyDeleteKalo masalah mendaki gunung aku sih belum pernah,terus melihat hal-hal yang berhubungan dengan makhluk gaib nan halus aku juga belum pernah.. Alhamdulillah lah yaa,.. tapi aku juga penasaran dan suka baca-baca buku horror dan mistery menurutku keren dan bisa berimajinasi lebih luas haha :D Tapi saya menyakini walau percaya nggak percaya kalo mereka itu sebenernya ada disekitar kita *tuh kan jadi merinding* *tengok kanan kiri* *cuaca gelap dan hujan* *dikamar sendirian*
Untuk Give Away,aku udah ikut beberapa give away di blog ini,bukan bermaksud serakah *sujud sungkem* tapi aku mau mencoba keberuntungan karena aku suka buku berbau horror dan mistery bahkan kata temenku dia bingung kok aku suka buku kayak gitu hihiyy =) Tapi sekali lagi jangan bosen-bosen yaa ngeliat comment aku di give away blog ini *senyum tiga jari* tetap semangat ikut give away (^,^)9 *tebar garam* *komatkamitbacajampijampikeberuntungan* O:) Thanks, :))
Sebenernya gara2 Bukune lho aku baca novel horor. Sebelumnya i dont get the point. Ngapain baca hal2 serem yg bikin makin takut? Eh, tapi setelah baca ternyata ada sisi menariknya juga ;) Good luck ya!
Deletesudah berjalan2 di blog ini, dari kapan hari.. iya sederhana sih kalau review, tapi memang gaya reviewnya khas si punya blog, jadi yang dipilih ituuuu paling serem ya :|
ReplyDeletePaling serem sih relatif ya, tapi menurutku paling menarik soalnya banyak twistnya :)
DeleteKak, kenapa kamu jago sekali buatku penasaran sih? >,<
ReplyDeleteAku belum pernah mendaki gunung nih
reviewnya simpel tapi ngena! gyaa penasaran sama buku satu ini, terlebih ceritanya ngambil dari yg berbau gunung._. walau gak pernah hiking tapi aku seneng banget ngedenger hal berbau itu. pengen cuma gapernah sempet dan kalo aku baca buku ini, aku bakal tetep suka gunung gak yaa? bakal jadi serem gak ya?
ReplyDeleteWah, ini yang namanya Horror. Ketika sedang bepergian ke gunung, ke sekolah, ke mall sekalipun, percayalah pasti ada sosok lain yang turut mengikuti kita. Percaya gak percaya sih, tapi ya ... begitulah. Seperti halnya ketika mendaki gunung. Gunung memang merupakan tempat yang menjadi sejuta misteri dari misteri yang ada. Banyak hal - hal mitos yang tak dapat dicerna oleh otak manusia.
ReplyDeleteHorror bingiit yaa. Well, jadinya kepengin banget ngerasain sensasi baca cerita horror versi Pendakian Gunung dalam buku PENUNGGU PUNCAK ANCALA ini. :D
Waaaw, beneran pengen baca buku satu ini. Udah lama banget ngidam2 buku satu ini.. Beberapa bulan terakhir bener-bener jadi buku horor di hidup saya.. Penunggu Puncak Ancala. Review nya justru membuat saya semakin penasaran dengan cerita misteri satu ini. "Aku dan teman-teman penasaran akan keberadaan kompleks makam Prabu Siliwangi di puncak Gunung Tampomas. Sesampainya di sana perasaanku jadi tidak enak. Ingin rasanya segera kembali ke tenda. Aku merasa..." Entah kenapa, belakangan ini saya juga penasaran dengan cerita-cerita misteri kerajaan masa lalu.. bumbu yang menyeramkan yang mampu membuat cerita buku ini semakin mencekam.. hihi.. wahh gak sabar ingin baca buku nya, review ini menggoda saya untuk memiliki novel satu ini.. that's cool :D thanks review dan giveaway nya mbak. wish me luck :)
ReplyDeleteMasih tetap dengan ciri khas review kakak :))
ReplyDeletedan lagi, aku enggak mau punya pengalaman seram biasa apalagi pengalaman seram waktu mendaki, jangan sampe :D
Jadi kesimpulannya, aku enggak punya pengalaman seram, hehe :D
Walaupun gitu tetep aja penasaran sama yang berbau "seram" , itu menjadi tantangan tersendiri buat aku :)
Thanks kak buat giveawaynya :)
Jujur, aku sebenarnya takut buat baca buku horor karena nanti pasti bakal jadi pikiran dan menyelinap lewat bunga tidur yang pastinya ampuh bikin aku insomnia semalaman. Lalu, kalau aku takut, kenapa aku ikutan give away ini? Jawabannya adalah karena aku kepengin ngehilangin rasa takut aku akan hal-hal seperti itu. Aku pengin bikin telur keberanian yang selama ini aku erami menetas, jadi apa salahnya aku coba ikut give away ini? Lagi pula, aku yakin, dengan membaca buku "Penunggu Puncak Ancala" dari beberapa penulis, telur keberanian yang aku erami ini akan segera menetas; walau hanya retakan kecil, tapi setidaknya itu adalah awal yang baik. So, why not? Apalagi, hal ini juga masuk dalam wish list-ku ditahun 2014; berhenti memelihari rasa takut dengan coba membaca buku ber-genre horror atau thriller. :)
ReplyDeleteKebetulan belum pernah mendaki gunung dalam artian mendaki sebenarnya, yg sampai menginap di puncak dan kamping. Cuma pernah naik gunung (lebih teoatnya bukit sih) Ngangeran di Gunung Kidul. pas naik sana, ada beberapa bagian lereng yang dikasih tulisan peringatan, dilarang teriak-teriak atau berbicara jorok. Kayaknya, beberapa temen waktu itu keceplosan tereak-tereak di hutan. Mana pas di puncak kami dengan santainya melakukan Harlem Shake (*tidak sopan *tampak bolak-balik*). Nah pas turun itu, errr ... nyasar dikit ceritanya sampai harus balik (naik lagi) ke jalur semula. Sampai di bawah udah deh kayak orang disuruh lari maraton. Padahal di puncak kami bertemu rombongan nenek2 usia 70 tahun dari Playen lo. mereka pakai kebaya dan herannya kuat naik sampai ke atas. Mungkin karena mereka terbiasa jalan kaki kali ya, trus menjaga sopan santun selama mendaki. benarlah, alam liar bukan milik manusia semata. Ada mahkluk2 lain yang juga berhak tinggal di sana, yang seharusnya tidak kita ganggu. Saya yakin, selama niat kita baik dan perilaku kita sopan, mereka nggak akan menganggu sesama mahkluk ciptaan Tuhan. Jangan lupa ambil air wudhu kalau sudah sampai ke bawah ya biar seger :)
ReplyDeletesingkat, jelas, padat, what a lovely review! :D
ReplyDeleteaku emang lagi keranjingan sama novel horor xD apalagi horor indonesia, dan bukune kayaknya tau banget isi pikiranku kayak edward cullen #halah :)))
aku... sejujurnya belom pernah mendaki jadi belom merasakan hal-hal aneh kayak di Ancala ini, hiiih jangan sampe deh... kalo di sekolah sih gapapa, klo di gunung? wah bisa berabe, kan namanya gunung otomatis hantu2nya 'liar' hiiiiiii NO WAY!
tapi, still curious with this book, apalagi abis baca review ini :)
Aku suka sama review ini. Baru pertama kalinya baca review sesimpel ini tapi bikin penasaran banget! Singkat, padat, jelas, juga bikin merinding. Pengeeennn banget baca bukunya. Saya nggak pernah baca horor yang penulisnya lokal Indonesia, dan ini buat saya mupeng sama bukunya. Semoga saya berjodoh dengan bukunya^^
ReplyDeleteKalau pengalaman seram waktu mendaki sih kak cuma perasaan saya seperti ada yang mengikuti terus. Kalau mau liat kebelakang rasanya mau buang air kecil aja :D Jadi gak pernah tau dan sebenarnya nggak mau ngerasain atau bertemu 'sosok halus/seram' itu ;)
Thanks GA-nya kak, Salam kenal;)
Beri komentar review ini atau ceritakan pengalaman seram kalian waktu mendaki :)
ReplyDeleteKarena belum pernah mendaki dan belum punya pengalaman menyeramkan waktu mendaki, jadi kasih komentar review diatas aja ya :D
Menurutku, review diatas cukup membuat pembacanya penasaran dengan isi bukunya. Aku suka baca buku dan nonton film. Gak seperti mama kakak yang juga suka baca buku horor tersebut, ibu ku malah gak suka dan gak ngebolehin juga kalau aku baca buku dan nonton film horor, karena aku jadi penakut. Ke kamar mandi aja harus minta dianterin :D
Wih... review aja bikin penasaran habis!!! Pengen banget baca bukunya, walaupun sebenarnya kalau habis baca pasti bakal takut sendiri. Tapi... ah penasaran banget ama cerita-cerita horor!
ReplyDeletePengalaman serem waktu mendaki sih gak pernah, soalnya mendaki aja gak pernah. Gimana mau mendaki, daerahku gunung jauh, kalau pun ada "gunung"nya bukan kayak "gunung-gunung" di Jawa ._.
Untuk reviewnya, seperti biasa..singkat, padat, dan jelas. Jadi bikin baca juga cerita Rangkaian Kejadian Mistis di Kaki Gunung Gede Pangrango itu..
ReplyDeleteSementara pengalaman seremnya, hmmmm..ga tau juga sih apa ini kehitung pengalaman mendaki atau bukan. Pokoknya waktu saya kelas 2 SMP dulu, saya sama temen2 wisata ke Gunung Tangkuban Perahu. waktu itu, saya sama beberapa temen ikut guru Geografi kita turun ke kawah Domas. Selama perjalanan ke atas lagi, ngelewatin semacem hutan, kita-kita metikin bunga-bunga lili, tau-tau saya sama 11 orang kepisah dari guru dan temen-temen lain. Nyasar entah di mana. Sempet kita ketemu kakek-kakek yang nunjukin jalan tapi kita malah nyasar lebih jauh lagi. Menyadari ada yang janggal, kita semua berdoa terus bunga-bunga lilinya kita simpen di dahan pohon. Setelah jalan setengah jam, akhirnya kita nemu jalan aspal sepi. Jalan itu ternyata menuju ke tempat parkir Tangkuban Perahu. Kita nyampe bus setelah 1 jam jalan kaki.
jujur greget bgt baca reviewnya yg ini kaa, hahaha bikin kepo nih, soalnya aku jarang bgt sih baca novel dgn genre yg horror, jadi makin tambah penasaran jadinya apalagi review bukunya bikin gemes! hehe.
ReplyDeleteHmm.. aku ada sih pengalaman serem tapi bukan pas mendaki sih cuma pas tracking gtu tapi lintasannya emg cukup berat, jadi gini ceritanya waktu itu aku ada acara hiking bersama gtu ke arah lembang atas gtu, kita dibagi2 per kelompok, kebetulan kondisi aku waktu itu emg lagi ga fit gtu jadi katanya sih jadi lebih sensitif dgn hal2 yg seperti itu, nah di tengah jalan udah lumayan jauh tiba2 aku kayak merasa berat padahal saat itu aku ga bawa apa-apa, karena tas yg isinya bekal dibawa oleh ketua kelompok, akhirnya kita breaksebentar karena ketua kelompok aku bilang wajah aku saat itu emg kelelahan dan pucat,tapi karena udah sore dan jalan di hutan udah smkin gelap akhirnya kita nerusin perjalanan kita, saat nerusin perjalanan ketua kelompok aku berusaha buat nghubungin ketua kelompok lain lwat walkie talkie (karena gadget kita emg sngaja ga boleh dibawa) buat ngasih kabar kalo kita akan ada keterlambatan buat sampe di finish, tapi ga ada respon dari semua ketua kelompok, akhirnya kita terus mencoba selesaiin track. Di perjalanan kita ngerasa berat dan bawaannya marah2, aku sendiri mmg bawaaannya merinding trus di pundak belakang, bahkan ada anggota kelompok aku yg kayak kesurupan gtu dia bawaanya diam ga byk ngmg, terus tiba2 aja dia nangis tapi ga mau ngmg knapa pdahal anak itu aslinya bawel bgt, aku mulai ngrasa ada yg ga beres, akhrnya kita menenangkan diri sbntar sambil doa bersama, kita lanjutin perjalanan lg, ketua kelompok aku bilang kita ga boleh banyak melamun harus sambil baca doa.. Akhirnya stelah 2 jam jalan kita sampai ke tempat finish, disana udah kumpul tmn2 kita dari kelompok lain udah nunggu kita untuk kembali menggunakan tronton ke villa tempat kita menginap. Dan, sesampai di villa pas lagi api unggun, ketua kelompok saya lagi ngbrol2 gtu ke ktua kelompok yg lain, dan ternyata ga ada satu pun dari mereka yg mendapat panggilan dr ketua kelompok saya swaktu kami kejebak di hutan, bahkan yg bkin merindingnya lagi ada ketua kelompok yg mngaku menghubngi ketua kelompok kami tapi tak ada jawaban, hanya terdengar sprti ketukan2, DAN CERITANYA BELUM SELESAI SAMPE SITU AJA, pas malam2 kami smua tidur, kbtulan saya skamar sama tmn cewe yg skelompok sama sya yg swaktu tracking tb2 nangis itu, walau udh di villa dia bawaannya diem saya pikir dia marah sama saya,akhrnya kita tdr, dlm skamar itu kita ada 4 org, dan dapet cerita dr tmn skamar sya yg lain, pas subuh2, tmen sklmpok saya ini tba2 bangun dan mengambil kunci dan membuka kamar, tmn skamar saya itu nanya dia mau kmn, tp ga ada jawaban, akhrnya tmn skamar saya yg nanya itu tdr lagi aja. Beberapa jam kemudiansaya gatau jelas, yg pasti udh jam 5an, akhrnya kami skmar bgun dan siap2 mau mandi, dan tb2 saja tmn sekelompok saya ini baru dtg tp dgn muka bngung gtu. dia crta kalau barusan dia terbangun d saung d teras villa. ada tambahan crta dr tmn saya yg jaga malam kalo tmn sklmpok saya ini mnangis sesengukan smbil turun tangga menuju ke teras villa, kmudian duduk trdiam sbntar lalu tdr di saung itu. tetapi tmn saya ini ga sadar sama skli bahkan ketakutan dgr ksaksian sprti itu dia, ga sadar sama skli kalo dia 'sleepwalking' sprti itu, tpi mmg di hari itu tmn saya ini kmbali bawel dan ceria lg beda sama waktu kmrn dan swaktu kita hiking. Jd merinding stiap inget2 hal itu deh..
sebelumnya saya paling anti baca review novel horror, karena seringnya jadi ngerasa serem sendiri. Tapi dengan review ini cukup membuat takut saya berkurang, karena isiya simple dan tidak bertele-tele
ReplyDeleteWah, review-nya istimewa banget. Simpel tapi lengkap. Dan sepertinya akan lebih lengkap lagi jika disertai spoiler cerita seperti penggalan dialog yang ada dalam cerita. Untuk keseluruhan, GOOD!
ReplyDelete