Saturday, September 28, 2013

The Scorch Trial: Surga Yang Aman


Judul: The Scorch Trial (Maze Runner #2)
Penulis: James Dashner
Penerjemah: Meidyna Arrisandi
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun Terbit: 2012

Sinopsis:
Selama ini Thomas keliru. Ada dua Maze. Namun, berkebalikan dengan Maze yang dihuninya, Maze lain didiami oleh sekelompok anak perempuan, yang dikenal sebagai Grup B. Bahkan, Teresa yang disangkanya hilang, ternyata justru bergabung di sana. Kini Grup B menantinya dengan tugas khusus: membunuh Thomas! Namun, bukan kematian yang membuatnya jerih, melainkan pengkhianatan Teresa, gadis yang diam-diam dicintainya.

Sementara itu, jumlah para Glader berangsur berkurang. Keadaan di luar Maze lebih mengerikan dari yang mereka duga. Bola baja yang muncul tiba-tiba dari kegelapan, badai gurun pasir yang merajam habis sampai ke tulang, hingga gerombolan Crank haus darah, semakin menciutkan hati mereka. Namun, mereka terus melangkah maju, demi menemukan jawaban dari misteri selama ini, demi menemukan jalan pulang menuju rumah dan keluarga.

Semua kesulitan dan kengerian di Maze barulah awal dari serangkaian proses kejam dan mendebarkan. Berlanjut di Scorch, percobaan baru telah menghadang. Untuk bisa lolos, kali ini mereka tak boleh sekadar bermodal nekat. Diperlukan kecerdikan dan ketajaman insting karena musuh-musuh mereka bersembunyi rapat di balik dinding ilusi.

Ulasan:
Awalnya aku takut buku kedua ini akan mengecewakanku layaknya buku distopia yang lain. The Maze Runner [baca review disini] mengandung banyak teka-teki yang harus dipecahkan oleh Thomas dan Glader lainnya. Fokus permasalahannya pun berada dalam penyelesaian teka-teki tersebut dibarengi oleh aksi-aksi heroik yang menegangkan. Lain halnya dengan The Scorch Trial. Tampaknya James Dashner sangat ingin menulis buku bergenre action karena di sini segalanya lebih menegangkan.

Pada tantangan ini, para Glader dilepas di daerah tak bertuan, dimana para pengidap virus Flare (para Crank) dibuang, dan betapa menyengatnya sinar matahari. Menelusuri lorong panjang gelap dan lembab tanpa ada cahaya sedikit pun membuatku ikut merasa sumpek. Kengerian itu semakin memuncak saat Thomas terpisah dari teman-temannya dan menelusuri 'dunia bawah' bersama Brenda, Crank pemula yang baru saja dia kenal.

Thomas memikirkan apa yang baru saja dia katakan. Apakah dia benar-benar peduli pada jumlah yang banyak pada akhirnya sehingga mereka memiliki kesempatan yang lebih baik untuk selamat? Apakah dia benar-benar segila itu? [Hal. 254]

Deskripsi tentang Crank yang sudah mencapai level akut sangatlah detail. Sangat detail sampai-sampai aku tidak tahan membayangkannya. Bisa dibilang Crank ini sejenis zombie, tapi mereka lebih dekil, lebih menjijikkan, dan jeritan mereka tidak bisa dilupakan! Tidak seperti zombie kebanyakan yang hanya bisa menggeram, di sini Crank bisa berbicara meski kadang kata-kata yang keluar tidak beraturan. Mereka juga cerdik lho! Bayangkan saja, Thomas dan Brenda harus membunuh satu Crank hanya dengan sebilah pisau saat Crank tersebut berhasil menemukan tempat persembunyian Thomas.

Tanpa adanya Teresa, Thomas merasa hampa. Saat itulah Brenda masuk ke dalam kehidupannya. Thomas dan Brenda terjebak ke dalam suatu perkumpulan Crank. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama.Tidak heran ada setitik kasih sayang yang timbul pada keduanya. Hati Thomas semakin hancur saat Teresa sangat ingin membunuhnya! Bahkan tidak cukup dengan kematiannya, dia dan Aris selama ini bersekongkol, sejak hari pertamanya di Maze.

Sikap Teresa tentu tidak terlihat seperti akting. Tidak pernah seperti itu. Mungkinkah dia melakukan sesuatu yang sangat berlawanan dengan apa yang dia katakan kepadanya--membuatnya berpikir bahwa seharusnya dia mempercayainya jika rencananya yang sesungguhnya adalah-- [Hal. 386]

Menurutku Thomas benar-benar bodoh dalam hal percintaan. Awalnya aku mengira dia akan sadar bahwa selama ini cintanya kepada Teresa hanya karena mereka memiliki kesamaan di masa lalu, dan masa kini. Aku sangat berharap Thom akan memberikan hatinya pada Brenda. Thomas bahkan tidak tahu which side to buy terhadap Teresa.


Akhir yang seperti inilah yang aku suka. Saat Grup A dan Grup B telah sampai di Surga Yang Aman, surga itu hanya berupa sebuah tongkat yang ditancapkan ke tanah. Seketika tiga puluh peti berjatuhan di sekeliling mereka dan ada monster-monster baru siap menyerang mereka. Badai seakan tidak mau ketinggalan. Serangkaian petir menyambar-nyambar dan menghanguskan beberapa dari mereka yang tidak beruntung.

Akankah mereka semua selamat? Apa sebenarnya dibalik semua rintangan ini? Variabel apa yang mereka bicarakan? Tunggu jawaban di The Death Cure :)

1 komentar:

  1. saya lebih suka yang ini sih ketimbang The Maze Runner. Lebih seru sih. Cuma karakter2nya tetap kurang likeable sih. Dan Thomas kebanyakan pingsan di sini ._.

    ReplyDelete