Masih dalam rangkaian blog tour People Like Us karya Yosephine Monica, kali ini aku mendapat kesempatan bertanya langsung kepada penulis. Karena kebiasaan wawancara penulis by phone, aku merasa agak sulit menyingkat pertanyaan biar nggak terlalu panjang. I was hoping the answers would be long too, but... Yah, namanya juga one way communication, nggak bisa menggali lebih dalem lagi dari jawabannya. Let's check it out!
Apa sih alasan memilih setting yang serba western? Padahal biasanya penerbit kan nggak suka kalau penulis sok-sokan pakai setting dan nama ala barat, apalagi kalau tidak seberapa ngaruh ke cerita. Menurut Yosephine, apa pemilihan setting dan nama serba western ini berpengaruh secara signifikan pada cerita?
Saya memilih setting serba western karena bagi saya lebih simpel dan fleksibel. Saya juga sempat berpikir untuk membuat setting-nya di Indonesia, seperti Jakarta atau Bandung. Tapi saya tidak terbiasa dengan percakapan orang Jakarta, jadi saya sedikit bingung untuk menulis percakapannya. Sementara itu, jika saya membuat setting-nya di tempat saya tinggal (Medan), saya pikir tidak semua akan mengerti bahasa sehari-hari yang digunakan dalam percakapan.
Kalau setting luar negeri, dialognya tinggal memakai bahasa baku saja. Sementara itu, saya memang lebih nyaman menulis dengan penggunaan bahasa baku (di narasi maupun dialog). Jadi, agar pembaca tidak bertanya-tanya kenapa dialognya memakai bahasa baku tapi berlatar di Indonesia, saya memakai latar luar negeri supaya lebih masuk akal dengan dialog yang memakai bahasa baku.
Sebagai pemenang kompetisi menulis, tentu menentukan ide cerita sangatlah sulit. Ide cerita PLU pun bisa ditemukan di beberapa buku lain, tapi aku sendiri merasa ada 'sesuatu yang beda' in a good way. Ide ceritanya dapat dari mana sih? Apa ada inspirasi sendiri?
Cerita ini memang kebanyakan berasal dari kisah nyata yang saya campur aduk. Saya punya teman yang suka dengan seseorang yang mengidap penyakit yang sama dengan Amy. Teman saya ini yang mendukung saya untuk terus menulis.
Bahasa yang digunakan Yosephine ini puitis tapi nggak too much. Apa memang suka dengan puisi atau literatur yang klasik dan berat?
Wah, terima kasih komentarnya! Saya malah kurang tertarik dengan literatur berat karena bacanya kadang bikin pusing sendiri hehehe. Tapi mungkin karena gaya menulis saya seperti novel terjemahan, kesannya cerita ini jadi agak berat. Dulunya saya ingin jadi komikus karena kebanyakan baca manga. Tapi karena saya nggak punya bakat menggambar, saya coba cari cara lain untuk menyalurkan ide cerita tanpa menggambar, yaitu dengan menulis.
Apa ada buku fiksi yang paling bermakna untuk Yosephine? Mungkin sampai dibaca berulang-ulang?
Buku fiksi yang paling bermakna bagi saya itu The Five People You Meet in Heaven (Mitch Albom), karena ceritanya membuat kita berpikir tentang kehidupan setiap orang di dunia sebenarnya saling berhubungan.
Kalau boleh tau, berapa lama sih pembuatan PLU ini? Mulai dari proses penulisan sebelum dikirim sebagai peserta kompetisi. Kemudia proses editingnya setelah dinobatkan sebagai pemenang.
Ide ceritanya saya dapat sejak awal tahun lalu, tapi baru berani dikembangkan setelah tahu ada perlombaan yang diselenggarakan Penerbit Haru. Setelah menang, cerita ini diedit lagi sampai bulan April lalu. Jadi total waktunya setahun lebih.
Kalau misalnya Yosephine seberuntung John Green, apakah sudah ada bayangan siapa artis-artis yang akan memerankan karakter-karakter dalam PLU?
Wah ketahuan deh saya ngefans sama siapa hehehe. Mungkin di bayangan saya Amy dan Ben itu mirip seperti Hannah Murray dan Nicholas Hoult. Ya, begitulah hehehe.
Aaaaaah... ternyata Yosephine memilih Hannah Murray sebagai Amelia Collins dan Nicholas Hoult sebagai Benjamin Miller :) Baca versiku di sini dan kamu masih punya waktu buat ikutan giveawaynya! Anyway, Hannah Murray ini memang kurang cantik. Tapi menurutku cocok kok jadi cewek cupu he he he. Aku sering lihat aktingnya di serial tv Game of Thrones. Sedangkan Nicholas Hoult kurang serem, ya nggak? Coba lihat aktingnya di The Warm Bodies deh. Jadi zombies aja dia nggak terlalu serem. Kamu bisa sharing artis yang menurutmu cocok memerankan kedua karakter utama dalam PLU tersebut di sini, biar bisa dapet hadiah juga :)
Best regards,
Ratri Anugrah